(021)-559-0447 secretariat@apg.or.id

Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Sumatera Selatan terdampak tebalnya kabut asap. Tujuh penerbangan terpaksa ditunda pada Senin pagi, 14 Oktober 2019, demikian dikatakan oleh Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang Bambang Beny Setiaji.

 “Fenomena asap diindikasikan dengan kelembapan yang rendah dengan partikel-partikel kering di udara, mengurangi jarak pandang,” katanya.

Berdasarkan rilis Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, data titik panas tercatat berjumlah 732 titik selama 24 jam terakhir di wilayah Sumsel, sebanyak 437 atau setengahnya berada di Kabupaten OKI.

Asap kebakaran hutan dan lahan itu dibawa angin dari wilayah OKI ke Kota Palembang dengan kecepatan 9 – 37 kilometer/jam dan menjadi pekat di beberapa wilayah pada pagi hari karena faktor labilitas udara.

“Intensitas asap umumnya meningkat pada pukul 04.00-08.00 WIB dan 16.00-20.00 dikarenakan labilitas udara yang stabil atau tidak ada massa udara naik pada waktu-waktu tersebut,” ujar Beny.

Kabut asap masih akan berlangsung karena hujan belum akan turun sehingga mengurangi titik panas di wilayah Sumatera Selatan. “Secara regional, melemahnya Badai Tropis Hagibis di Laut Cina Selatan dan masih adanya pusat tekanan rendah di wilayah tersebut mengakibatkan adanya aliran massa udara ke arah pusat tekanan rendah dari wilayah Indonesia, akibatnya tetap potensi dan intensitas hujan di wilayah Sumsel tetap menurun tiga hari ke depan,” katanya.