(021)-559-0447 secretariat@apg.or.id

Aksesibilitas udara Kabupaten Banyuwangi semakin mumpuni.  Hal ini dibuktikan dengan tingginya pergerakan penumpang di Bandara Internasional Banyuwangi (BIB). Selama 2018 lalu, penumpang bandara yang berada di Desa dan Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi, meningkat 92%. 

PT Angkasa Pura II (Persero) mencatat jumlah pergerakan penumpang di bandara paling ujung Timur Pulau Jawa ini mencapai 366.155 penumpang di tahun 2018. Padahal di tahun 2017 bandara ini hanya melayani 190.369 penumpang. 

“Ini membuktikan Banyuwangi semakin dikenal. Selain itu bandara ini menjadi hub bagi wilayah sekitar Banyuwangi. Banyak masyarakat dari sekitar Banyuwangi yang memanfaatkan moda transportasi udara, seperti Jember dan Situbondo,” ujar Eksekutif General Manager PT Angkasa Pura II Banyuwangi, Anton Marthalius (7/1) kemarin. 

Torehan positif tidak hanya dibukukan oleh peningkatan jumlah penumpang. Dilansir dari Insustry.co.id, jumlah aktivitas pesawat di BIB juga terkatrol naik.  Pada tahun 2017 bandara ini tercatat melayani 2967 pergerakan pesawat. Sementara di tahun 2018, naik menjadi 4782 pergerakan pesawat.

Bukan itu saja, berbagai fasilitas tambahan pun semakin membuat BIB semakin mumpuni. Apalagi BIB kini telah dilabeli sebagai bandara internasional. Mulai dari perluasan Apron dari 3 Parking Stand (PS) atau parkir pesawat menjadi 9 PS. Selain itu ada juga penguatan PCN (Pavement Clasification Number) RunWay dari 37 ke 56. Sehingga secara otomatis dapat didarati pesawat A-320.

Sementara itu Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, hadirnya BIB menjadi berkah bukan saja bagi Banyuwangi tetapi juga wilayah sekitarnya. Manfaat keberadaannya tidak hanya dirasakan oleh warga Banyuwangi saja. Melainkan warga Jember, Bondowoso, Situbondo dan Bali Barat. 

“BIB telah menjadi hub bagi wilayah sekitar. Keberadaannya memberikan manfaat secara luas. Sekaligus mengangkat sektor pariwisata. Ini merupakan kerja keras seluruh stakeholder yang ada,” ujarnya.