Musim sepi (low season)
dianggap menjadi salah satu faktor yang membuat tingkat keterisian penumpang
(load factor) sejumlah maskapai turun. Salah satu maskapai yang mengalaminya
adalah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA).
Penurunan tingkat keterisian penumpang, sampai-sampai membuat maskapai harus
mengurangi frekeunsi penerbangan. Hal tersebut lantaran permintaan yang tak
cukup besar.
“Ketika low season kapasitas harus disesuaikan,” kata Vice President Corporate Secretary Garuda Indonesia Ikhsan Rosan
“Pesawat kita misalnya, frekuensi salah satu kota dari tujuh, jadi enam.
Sebagian pesawat yang kita kurangi frekuensinya itu, nanti akan masuk ke
hanggar,” jelas Ikhsan.
Pada awal tahun, tingkat keterisian penumpang pesawat memang memasuki low
season. Pasalnya, sangat jarang masyarakat yang akan berlibur di awal
tahun.
“Karena yang biasanya terbang itu yang dinas luar kota, atau ada
kepentingan bisnis. Januari-Maret itu memang berkurang,” kata Ikhsan.
Kondisi ini, sambung Ikhsan, memang bersifat
musiman dan kerap terjadi setiap tahunnya. Namun ketika memasuki periode peak season, situasi akan kembali
normal.
“Kami memanfaatkan musim sesuai fungsinya. Ketika peak season, kita kerahkan pesawat
untuk mengakomodir permintaan yang biasaya sangat tinggi,” tegas Ikhsan.