(021)-559-0447 secretariat@apg.or.id

Seiring pandemi COVID-19, PT Garuda Indonesia untuk sementara menunda kedatangan nirawak khusus cargo (drone cargo) di tahun ini. Selain penyebab itu, juga terkait masalah teknis lainnya, demikian diterangkan Direktu Utama Garuda Indonesia Irfan Saputra.

Irfan Setiaputra mengatakan masih fokus terhadap antisipasi penerbangan terdampak virus corona. Dengan demikian, untuk persoalan teknis pengurusan rencana strategis kargo drone masih belum diproses.

“Posisi [saat ini] untuk rencana itu, kami hold. Banyak pertimbangannya termasuk corona dan persoalan teknis yang mengganjal,” jelasnya, Minggu (15/3/2020).

Sebelumnya, maskapai pelat merah tersebut berencana mentransformasi sistem pengiriman barang yang selama ini lebih banyak menggunakan pesawat penumpang, dengan penggunaan drone alias pesawat tanpa awak (nirawak). Uji coba penggunaan drone direncanakan dilakukan pada awal 2020.

Guna memuluskan rencana ini, Garuda sudah memesan 100 unit pesawat yang juga disebut Unmanned Aerial Vehicle (UAV) dan 50 pesawat vertical take-off and landing (VTOL) dari produsen asal China, Beihang. Satu unitnya diperkirakan seharga US$5 juta.

Pesawat ini juga sedang dikembangkan oleh China. Pengemudi awaknya sedang disertifikasi oleh Civil Aviation Administration of China (CAAC)