(021)-559-0447 secretariat@apg.or.id

Dalam upaya melancarkan distribusi hasil bumi berupa pertanian dan perikanan dari daerah terluar di Tanah Air, maskapai Garuda Indonesia berencana menambah delapan armada pengangkut logistic di 2020, demikian dikatakan Vice Corporate Secretary Garuda Indonesia, M. Ikhsan Rosan.

Dengan adanya penambahan tersebut, Garuda Indonesia terhitung memiliki sepuluh pesawat UAV pada 2020. Berdasarkan desainnya, pesawat kargo ini memiliki kapasitas 2,2 hingga 5 ton. 

 “Kami memang menempatkan frighter di kantong-kantong daerah (terluar) untuk mengangkut logistik.  Kan masalahnya transportasi kargo sering tidak menjangkau daerah-daerah kecil itu,” ujar Ikhsan pada Senin, 14 Oktober 2019.

Saat ini, Garuda Indonesia telah memiliki dua pesawat kargo nirawak atau unmanned aerial vehicle alias UAV. Keberadaan pesawat ini difokuskan untuk mendorong potensi pasar dan menunjang angkutan ikan dari Indonesia bagian timur, seperti Maluku, Sulawesi, serta Papua. 

Sementara itu, Direktur Kargo dan Pengembangan Usaha Garuda Indonesia, Mohammad Iqbal beberapa waktu lalu mengatakan, pada 2024, perseroan memproyeksikan memiliki 100 armada UAV hasil kerja sama dengan Beihang UAS Technology Co. Ltd. Dalam kerja sama ini, Garuda tidak menanam investasi, melainkan menggunakan skema sewa.

Adapun dengan dioperasikannya pesawat kargo, Garuda Indonesia memiliki target mempercepat ritase pengiriman barang.