(021)-559-0447 secretariat@apg.or.id

Presiden Joko Widodo, akhir pekan ini, akan melaksanakan kunjungan kerja ke Australia. Sejumlah kerangka kerja sama kedua negara pun disiapkan. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, salah satu kerja sama Indonesia dan Australia adalah penambahan rute penerbangan dari dan ke dua negara.

“Indonesia dan Australia punya hubungan dagang yang berimbang. Jumlah penerbangannya relatif seimbang karena penerbangan yang dilakukan Indonesia itu 81 dan yang dilakukan Australia 92,” ujar Budi di Kompleks Istana Presiden Jakarta, Selasa (13/3/2018).

“Kedua negara akan bersepakat menambah jumlah rute penerbangan. Jadi, saling memberikan keuntungan masing-masing,” lanjutnya.

Dengan demikian, sejumlah maskapai penerbangan dua negara yang belum mempunyai rute dari dan ke Indonesia atau Australia akan memilikinya. “Nanti kami akan sesuaikan dengan swastanya, ya. Misalkan Garuda butuh (penambahan), kami jadi punya ruang itu. Tidak seperti yang lain, kami dibatasi. Kalau ini, Batik, Lion Air, dan Sriwijaya bisa masuk ke Australia dan pasarnya masih bagus,” ujar Budi.

Selain untuk penumpang, menurut rencana, penambahan jumlah rute penerbangan juga akan diterapkan untuk distribusi barang. Mengenai rencana tersebut, Budi memastikan bahwa tidak ada kendala dan hambatan untuk mewujudkannya. Selain penambahan jumlah penerbangan, lanjut Budi, kerja sama lain yang akan dijajaki adalah ekspor ikan dari Indonesia. “Secara khusus, kami sedang menginisiasi untuk mengumpulkan barang-barang di NTT, terutama ikan, untuk diekspor ke Australia. Ikannya itu ikan konsumsi, ya,” ujar Budi.