(021)-559-0447 secretariat@apg.or.id

Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Agus Santoso mengisahkan, bahwa dahulu wilayah Papua dan Papua Barat merupakan rantai terlemah dari penerbangan Indonesia. Hal ini dikarenakan letaknya yang jauh dari kantor pusat di Jakarta.

Sehingga, menurut Agus, pengawasannya tidak berjalan dengan maksimal dibarengi dengan pelanggaran dari operator yang ingin jalan pintas dalam pemuatan barang maupun operasi pesawatnya.

“Namun sekarang hal tersebut tidak akan ada lagi. Kita sekarang sedang melakukan pembangunan besar-besaran di wilayah Papua, termasuk dalam hal penerbangan,” ujarnya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (13/1/2018).

Agus menjelaskan, pihaknya sedang meningkatkan teknologi, sumber daya manusia, teknis operasional dan lainnya sehingga wilayah Papua dan Papua Barat menjadi sama dan sejajar dengan wilayah lain di Indonesia. “Ini melalui program Trans Udara Papua yang akhir pekan ini baru saja dilaunching,” katanya.

Sementara itu, Direktur KPPU Muzzafar Ismail menyatakan bahwa kegiatan hari ini salah satunya untuk persiapan menghadapi assesment Uni Eropa pada 12-21 Maret 2018 nanti. Uni Eropa rencananya akan melakukan assesment penerbangan di Papua serta beberapa maskapai yaitu Sriwijaya Air, Lion Air, Batik Air, Wings Air, Indonesia AirAsia X dan Spirit Aviation Sentosa (SAS).

“Namun tidak menutup kemungkinan maskapai lain  juga akan diperiksa. Jadi kita harus mempersiapkan diri sehingga kita benar-benar siap dan hasil assesment-nya positif dan mampu membuka larangan terbang (ban) Uni Eropa terhadap Indonesia,” pungkas Muzzafar. (*/Q)